Bandara Halim Resmi Menjadi Terminal Penerbangan Domestik

Sebaiknya anda lebih teliti atau tanyakan kepada pihak terkait seperti tempat anda membeli tiket atau maskapai penerbangan yang bersangkutan ketika anda ingin melakukan perjalanan domestik dengan pesawat mengenai waktu dan dari bandara mana anda akan diterbangkan, bisa-bisa anda akan tertinggal pesawat. Mengapa?

Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, yang selama ini menjadi bandara pesawat carter, telah resmi menjadi bandara untuk penerbangan domestik sejak 10 Januari 2014. Bandara ini dapat melayani 66 penerbangan kedatangan dan keberangkatan setiap hari.
Dengan 66 penerbangan per hari dan setiap pesawat mengangkut 150 penumpang, diperkirakan ada total 9.000 orang yang datang dan pergi di Bandara Halim Perdanakusuma. Sementara akses jalan yang tersedia hanya ada satu, yakni Jalan Halim Perdanakusuma yang dapat diakses dari Jalan MT Haryono dan perempatan Cawang, hal ini tentunya akan menambah kontribusi kemacetan pada wilayah tersebut.

General Manager PT Angkasa Pura II Halim Perdanakusuma Iwan Krishadianto mengatakan, pihaknya telah membicarakan potensi kemacetan yang bakal terjadi di jalan menuju Bandara Halim Perdanakusuma dengan sejumlah pihak terkait, salah satunya Dinas Perhubungan DKI Jakarta.


Salah satu upaya adalah melakukan rekayasa lalu lintas, terutama untuk arus kendaraan dari Jalan Komodor Halim Perdanakusuma tidak bisa langsung berbelok ke bandara, tetapi harus melalui Cawang dan masuk lewat Jalan Halim Perdanakusuma.

Untuk meningkatkan pelayanan transportasi bagi penumpang pesawat, di Bandara Halim Perdanakusuma juga akan disediakan transportasi umum seperti di Bandara Internasional Soekarno- Hatta, yakni taksi dan bus Damri yang menurut rencana disediakan dengan tujuan Depok, Bekasi, Gambir, dan Cengkareng.

Area parkir kendaraan di Bandara Halim Perdanakusuma juga akan ditambah kapasitasnya dari 5.000 mobil menjadi 7.000 mobil dengan cara menggeser area parkir sepeda motor ke tempat yang masih memadai di kawasan bandara.

Meski masih ada beberapa kendala infrastruktur seperti lahan parker dan ruang tunggu, Bandara Halim Perdanakusuma dinilai masih layak dan dapat berfungsi dengan baik sebagai bandara domestik. Apalagi  66 penerbangan yang masuk di Bandara Halim Perdanakusuma itu hanya merupakan pindahan dari Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini sudah kelebihan kapasitas untuk penerbangan komersial dan volumenya hanyalah 10% dari jumlah penerbangan yang ada di bandara Soeta yang mencapai 1200-an penerbangan setiap harinya.

Maskapai dan rute penerbangan yang akan dipindahkan ke Halim Perdanakusuma belum bisa bisa dirinci tetapi Sejumlah maskapai yang menyatakan bersedia pindah ke Halim Perdanakusuma antara lain Batik Air, Mandala Air, Sriwijaya Air, Sky Airline, dan Qatar Air.
Selama ini, Halim Perdanakusuma digunakan oleh pesawat sewa dengan Air Operator Certificate 135 atau di bawah 35 kursi, militer, VIP, termasuk presiden. Bandara Halim Perdanakusuma belum melayani pesawat penerbangan komersial.

Keamanan kawasan bandara ini sudah ada standarnya. Kemungkinan besar yang akan terjadi adalah keterlambatan jika saat bersamaan ada kegiatan kepresidenan. Namun, kondisi itu bisa diantisipasi karena kepergian dan kedatangan Presiden biasanya terjadwal.